Surat untuk Ibu Guru yang Sekarang Mendidik Putraku*


*Dikutip dari "GURU: MENDIDIK ITU MELAWAN !, Eko Prasetyo,2007

Ibu guru yang baik, saya titipkan anak saya kepada Anda. Saya lakukan ini dengan ketulusan, kebanggaan, dan perasaan was-was. Maklumlah sebagai orangtua, saya selalu cemas dengan dirinya. Saya ingat masa-masa ketika ia baru hadir ke dunia ini; tangisan dan tawanya telah membuat kami semua tenggelam dalam perasaan haru. Kini waktunya ia bersekolah dan kami percayakan putra kami sepenuhnya kepada Anda. Sebagaimana dulu ibu dan ayah saya mempercayakan saya pada Anda ibu guru.

Ibu guru tahu, ia punya harta yang tak ternilai, yaitu keterus-terangan. Kalau ia tak suka sesuatu, ia tak ragu berpendapat. Ini adalah bakat alamiah yang dipunyai oleh semua anak. Saya ingin ibu menjaga sikapnya itu. Kami ingin ibu guru memandunya dan melatihnya untuk menjadi seorang anak yang berani bicara jujur dan terus terang. Lewat surat ini kami ingin berbagi pengalaman dan bertukar saran dalam memahami putra kami.

Pertama-tama, saya meminta ibu guru untuk menjaga dan menghargai sikapnya itu. Ibu tahu, anak saya mungkin tidak tergolong pintar, tapi dengan sikap keterus-terangannya itu, jika dipahat dan diperkuat maka ia akan sama pintarnya dengan yang lain. Semangat anak saya akan menyala-nyala jika ibu guru murah dalam memuji dan memberi dukungan; dan akan menyusut jika ia terlalu banyak diremehkan dan dibohongi. Beritahukan padanya apapun yang ditanyakan dan kami berharap ibu guru tidak marah,kalau putra kami suatu saat mengkritik ibu guru. Pertanyaan adalah kesukaannya dan kami berharap ibu guru menjaganya dan tetap memberi iklim yang membuat kemampuan bertanya itu hidup dan tumbuh.

Terus teranglah padanya tentang apa yang ibu guru ketahui. Kami ingin putra kami bisa belajar tentang kenyataan hidup yang sebenarnya. Walau kenyataan itu menyakitkan, tapi katakanlah yang sesungguhnya pada mereka.Saya ingin ibu guru melatihnya untuk tetap optimis melihat realita yang buram dan menyalakan api semangatnya untuk terus belajar. Sikap terus terang dari ibu guru akan memberinya kekuatan dalam melawan kejamnya realitas kehidupan dan sesekali berikan kepercayaan kecil padanya, untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tangan. Saya ingin ibu guru melatih kemandiriannya supaya tumbuh rasa percaya dirinya. Saya tidak ingin ibu guru menjadikannya anak yang sempurna tapi tidak berpeluh keringat, ia harus mampu dan bisa melakukan pekerjaan tangan apapun.

Ibu guru yang baik langkah anak kami yang masih rapuh ini butuh bimbingan dan arahanmu. Tolong beri dia semangat saat dirinya mencari jalan untuk maju, saat dia merangkak ketika seharusnya dia berlari dan saat dia diam ketika anda tahu dia harus memimpin. Dia masih terlalu muda, jadi sesuatu yang wajar kalau dia tidak begitu konsisten. Dia masih belia, jadi sesuatu yang normal jika kadang terlalu nekad. Dia masih hijau, karenanya sering sekali berpikir aneh-aneh. Jangan ibu guru memarahinya atau menjulukinya dengan nama-nama yang menyakitkan. Tolong beri perlakuan yang sama pada anak kami maupun teman-temannya, bahwa kalau mereka semua murid-murid istimewa.

Jika ia punya kelemahan dan keterbatasan, tolong secara diam-diam, ibu catat dan rekam. Kelak katakana padanya sembari membantunya mengatasi masalah itu. Katakan juga pada kami sehingga kami ikut membantu dan bisa melibatkannya untuk memecahkan keterbatasan itu. Mengajari anak yang kini sedang menemukan identitas dan meraba harga dirinya memang tidak mudah, tapi karena itulah, kita bisa bertukar pengalaman dan pengetahuan. Latihlah dirinya untuk berorganisasi, karena disana dirinya akan menemukan mutiara perilaku agung, yakni solidaritas dan cinta pada sesama. Latihlah dirinya untuk memahami persoalan yang lebih luas ketimbang kepentingannya sendiri. Saya ingin ibu mengajarinya untuk berkorban dan memahat sikap kepedulian. Anak saya dating pada ibu dengan tekad untuk belajar. Mohon ibu guru jangan mengecewakannya.

Jadikan masa-masa sekolah ini sebagai sesuatu yang menyenangkan, menarik, dan menggairahkan baginya. Ajaklah dia sesekali keluar untuk melihat kalau pendidikan itu bukan hanya dari bangku tapi juga lewat kenyataan keseharian. Saya ingin ketika dia meninggalkan kelas ibu,dirinya memiliki keyakinan yang lebih atas kemampuannya sendiri. Kelak ketika dia meninggalkan kelas ibu, saya berharap dirinya akan memiliki kecintaan yang besar pada pengetahuan dan sesamanya. Sebagai pelajar dan pribadi, kami sangat berharap ibu bisa tekun membimbing dan mengarahkannya. Pada akhirnya, bantulah putra kami menemukan harapan di atas bongkahan kehidupan bangsa yang buram dan menyakitkan ini.

Tahukah ibu, tahun ini ibu akan menjadi salah seorang yang paling penting dalam hidupnya. Dia akan memutuskan untuk meniru atau menolak nilai-nilai yang ibu guru semaikan. Dia mungkin akan menghormati dan mengingat ibu sepanjang hayatnya, atau sebaliknya dia tidak lagi mengingat ibu dan merasa kecil hati atas setiap tindak tanduk ibu yang mungkin bertolak belakang dengan nilai yang ibu ajarkan. Sejujurnya, saya sebagai orangtua, ingin ibu bisa menjadi seseorang yang paling dikaguminya-tapi untuk ini, ibulah yang bisa menentukan. Oh ya, pada saat tahun ajaran berakhir, mohon berikan ucapan terimakasih dan pelukan hangat padanya. Berterimakasihlah padanya karena telah menjadi bagian dari kehidupan ibu, sebagaimana saya berterimakasih pada ibu karena telah menjadi bagian dari kehidupan anak saya. Kami tahu, di atas segala harapan kami, ibu guru sendiri didera oleh banyak problem. Tuntutan akan kesejahteraan hingga status membuat kami semua juga ingin berbuat banyak untuk anda. Jadikan putra kami menjadi seorang yang kelak akan memahami profesimu dan kelak akan bisa berbuat banyak untukmu. Jangan ragu untuk meminta bantuan solidaritas maupun perjuangan dari kami. Karena kami tahu, tahun ini anda menjadi bagian dari kehidupan kami sekeluarga. Dengan cinta dan penuh harapan, ayah dari siswa anda.

Salam

Dari kami sekeluarga


Comments

Popular posts from this blog

why...

8 Agustus 2014

Keinginan = sumber penderitaan???